
Jakarta, CNBC Indonesia awut-awutan Nilai tukar rupiah kepada dolar Amerika Serikat (AS) tampaknya akan menyurut di perdagangan pasar spot hari ini. Tanda-tanda depresiasi rupiah telah terlihat di pasar Non-Deliverable Market (NDF).
Berikut kurs dolar AS di pasar NDF selepas penutupan perdagangan spot kemarin dibandingkan hari ini, Jumat (19/6/2020), mengutip data Refinitiv:
Periode
|
Kurs 18 Juni (15: 05 WIB)
|
Kurs 19 Juni (07: 35 WIB)
|
1 Pekan
|
Rp 14. 164, 2
|
Rp 14. 225
|
satu Bulan
|
Rp 14. 274, 9
|
Rp 14. 335
|
2 Kamar
|
Rp 14. 368
|
Rp 14. 448, 75
|
3 Bulan
|
Rp 14. 434, 2
|
Rp 14. 490
|
6 Bulan
|
Rp 14. 670, 2
|
Rp 14. 720
|
9 Bulan
|
Rp 14. 909
|
Rp 14. 940
|
1 Tarikh
|
Rp 15. 102, 4
|
Rp 15. 160
|
2 Tahun
|
Rp 15. 944, 7
|
Rp 15. 929, 9
|
Berikut kurs Domestic NDF (DNDF) yang kali terakhir diperbarui pada 18 Juni pukul 14: 29 WIB:
Periode
|
Kurs
|
1 Bulan
|
Rp 14. 080
|
3 Kamar
|
Rp 14. 310
|
NDF adalah instrumen yang memperdagangkan serampangan uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu juga. Sebelumnya pasar NDF belum tersedia di Indonesia, hanya tersedia dalam pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.
Pasar NDF seringkali mempengaruhi mental pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs pada NDF tidak jarang diikuti sebab pasar spot. Padahal NDF sebelumnya murni dimainkan oleh investor aneh, yang mungkin kurang mendalami iklim fundamental perekonomian Indonesia.
Bank Indonesia (BI) pun kemudian membentuk pasar DNDF. Meski tenor yang disediakan belum lengkap, namun ke depan diharapkan terus merayap.
Dengan begitu, psikologis yang membentuk rupiah di pasar spot diharapkan bisa lebih masuk akal karena instrumen NDF berada dalam negeri. Rupiah di pasar spot tidak perlu selalu membebek rekan NDF yang sepenuhnya dibentuk sebab pasar asing.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)